Sebelum ujian :
Orang pintar selalu belajar sebelum mereka menghadapi ujian. Sementara orang bodoh santai-menyantai mondar-mandir keluyuran cari angin segar untuk melepaskan kepenatan dari beban ujian sekolah.
Orang pintar selalu menghafal rumus-rumus aritmatika dan sejenisnya saat pelajaran berlangsung. Dan si orang bodoh masih berusaha menghafal lagu yang dia sukai, di sela-sela jam pelajaran.
Orang pintar selalu memperhatikan tulisan yang ditulis gurunya di papan tulis. Di saat yang sama, si bodoh malah memperhatikan ekspresi guru waktu sedang menulis.
Orang pintar umumnya memilih duduk di deretan bangku terdepan, agar mudah berinteraksi dengan guru. Orang bodoh malah memilih duduk di deretan belakang, agar bisa mempelajari situasi kelas dan memudahkan mereka untuk berinteraksi dengan orang-orang di dalam kelas (tidak hanya guru).
Saat ujian sekolah :
Karna belajar, orang pintar bisa menjawab pertanyaan dengan mudah. Karna kesantaiannya si bodoh sulit menjawab pertanyaan, tapi dia tetap berusaha, bertanya misalnya (tentunya dilakukan secara rahasia).
Berkat rumus yang telah diluar kepala, orang pintar tidak kesulitan dalam mengerjakan soal aritmatika. Sementara si bodoh, dengan kreatifnya membuat catatan kecil di secarik kertas, kulit penghapus, kartu nomor ujian, bahkan ada yang mentatto paha mereka dengan rumus aritmatika. Kreatif bukan?
Karna selalu memperhatikan pelajaran yang ditulis di papan tulis, orang pintar begitu mudah untuk mempecundangi pertanyaan-pertanyaan. Sementara si bodoh, serius mengamati ekspresi si pengawas ujian dan mencari kesempatan untuk menemukan jawaban.
Duduk di depan atau di belakang, bukan masalah bagi orang pintar. Sementara si bodoh yang telah membuat jaringan, dengan mudah berinteraksi dengan teman-temannya untuk mendapatkan jawaban (ini juga masih secara rahasia).
Dan disaat kelulusan :
Orang pintar dan orang bodoh lulus secara bersamaan.
<
Dilihat dari segi ini, orang bodoh cenderung menghadapi kehidupan dengan santai, mudah menjalin relasi, kreatif, tidak terlalu berpikir rumit, dan tidak takut mengambil resiko. Toh tujuan yang dicitakan akan tercapai, meski dengan jalan yang tidak pernah dipikirkan orang-orang sewajarnya. Hal-hal ini yang seharusnya patut dicontoh oleh orang-orang pintar.
gambar diambil dari sini
No comments:
Post a Comment