8.22.2011
Menyangkal Eksistensi Tuhan Dengan Akal
Selama ini eksistensi Tuhan sebagai pencipta langit dan bumi, pencipta siang dan malam, pencipta Adam dan Hawa, pencipta semesta dan segala yang ada didalamnya, bisa dibilang belum bisa terpatahkan. Namun, bagaimana kita bisa menerima keeksistensian tersebut dengan akal dan logika, jika kita sendiri belum pernah benar-benar melihat secara langsung sang pencipta tersebut. Yang akan kita temui hanyalah keragu-raguan, dan celah skeptisme yang semakin membesar.
Baik, pertama perlu kita ketahui terlebih dahulu apa itu arti kata ‘eksistensi’. Di Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa, ‘eksistensi’ berarti sesuatu hal yang ada, sesuatu yang menunjukan keberadaan. Oh, bagaimana kita bisa menganggap sesuatu itu ada dan nyata, sedangkan sesuatu yang kita anggap ada tersebut belum pernah sekali saja menunjukkan keberadaannya pada kita. Akal dan logika kita harus bermain disini. Contoh sederhananya seperti ini: Teman kamu bercerita dengan antusiasnya tentang barang yang baru saja ia beli, ia berkata barang itu bagus, baik, dan semua kata-kata yang tentunya membanggakan bagi barang tersebut. Tetapi, dia sendiri belum menunjukkan si barang tersebut kepada kamu. Lantas apakah kamu akan percaya begitu saja dengan cerita temanmu? Tidak bukan? Kamu perlu bukti, melihat barang itu sendiri, untuk membuktikan kata-kata yang diucapkan temanmu. Begitu pula halnya dengan keberadaan Tuhan, saya yakin, kamu, kita, manusia, punya akal dan logika. Pasti ada celah keraguan tentang keberadaan Tuhan, biarpun sudah jelas-jelas keagunganNya itu tertulis jelas dan diceritakan dalam kitab-kitab. Satu-satunya yang bisa membuat kita yakin, akan keberadaanNya adalah melihat sosok diriNya dengan mata kepala kita sendiri. Kalau tidak bisa bertemu langsung, ya paling tidak Dia menunjukan keberadaanNya lewat suatu ‘perantara’ lah. Mungkin dengan begitu celah keraguan kita akan tertutupi, dan akal kita bisa sepenuhnya menerima bahwa TUHAN ITU BENAR-BENAR ADA. Namun, karna belum ada bukti yang membuat akal kita percaya, kita bisa saja menganggap kalau TUHAN ITU TIDAK ADA.
Baik, jika kita gunakan pemikiran logis, Tuhan dalam logika dan akal sehat itu hanya omong kosong. Logikanya, Tuhan Yang Maha Segalanya itu hanya cerita fiksi. Tapi yang jelas, MENYANGKAL KEEKSISTENSIAN-NYA DENGAN AKAL ADALAH CONTOH SIKAP MANUSIAWI. Yang jelas, KITA TIDAK BISA MENYANDINGKAN EKSISTENSI TUHAN DENGAN AKAL DAN LOGIKA MANUSIA. Yang jelas, SEGALA FIRMAN TUHAN ITU MELAMPAUI AKAL MANUSIA.
gambar diambil dari sini
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment