9.05.2011

Kontemplasi Kesalahan


Tentang apa yang dianggap salah. Aku, kamu, kita, pasti pernah merasa menyesal. Ya, penyesalan akan ini itu yang telah kita perbuat di masa lampau. Tentang kegagalan, kemunafikan, kebohongan, sampai ketidak pedulian.

Kesalahan, mungkin bisa dibilang sebagai guru terbaik, seperti para pujangga mengatakannya. Dengan adanya suatu kesalahan, kita diberi waktu untuk lebih memahami diri kita, memahami sekitar, dan memperbaiki perilaku diri. Lantas kalau kita sudah diberi waktu, mengapa kita malah menggunakan seluruh waktu itu hanya untuk menyesali kegagalan-kegagalan, keburukan-keburukan, kebodohan-kebodohan di masa lampau. Mengapa kita tidak mulai berbenah dan meninggalkan masa kusut tersebut? Ah, sulit memang. Apa lagi untuk manusia biasa sepertiku. Rasanya asing untuk memulai hari baru. Rasanya lebih 'nyaman', mengingat kenangan-kenangan buruk di masa lampau. Menyakiti diri sendiri, menipu diri sendiri. Itulah, 'nyamannya' bergalau ria. Tidak ada yang kau dapat, hanya bayang-bayang semu masa lalumu, yang selalu menahanmu untuk memulai hari baru.

Pernah berfikir kalau kau mempunyai Mesin Waktu? Hahaha, aku juga pernah berfikiran seperti itu. Berimajinasi menggunakannya, untuk kembali ke masa lalu, ke masa kanak-kanak, disaat semua masih polos, disaat semua orang masih dianggap teman. Dan membenahi hidup dari awal, memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sebelumnya sudah kuketahui akan terjadi di masa depan. Tapi kupikir apa bagusnya? Kalau semua hidup ini sudah baik semuanya, lantas apa lagi yang harus kupelajari? Apa lagi yang harus kuperbaiki? Mungkin hidup ini akan terasa datar, tak sempurna rasanya.

Kita tidak akan tahu terang, tanpa adanya gelap. Kita tidak akan tahu surga, tanpa adanya neraka. Kita tidak akan tahu kebaikan, tanpa adanya keburukan. Begitu pula dengan, kita tidak akan tahu yang benar, tanpa adanya yang salah. Semua diciptakan berlawanan, namun saling melengkapi.


Tak bisa dipungkiri, sebagian besar kehidupan manusia dibentuk ketika mereka merasa bersalah. Karna ketika itulah seharusnya kita mulai introspeksi diri dan memperbaiki perilaku kita yang salah selama ini. Jadi, buat apa kita membuang-buang waktu kita hanya untuk menyesali perbuatan-perbuatan di masa lampau? Hei! Hari baru menunggu di depan!